"The best" snorkelling and diving in Indonesia can be found in the Alor archipelago. Due to intriguing and often very strong currents it is best to snorkel or dive with someone who knows the area well. Transportation to Alor by TransNusa Trigana Air, from Kupang, Denpasar and Surabaya
Jumat, 07 Maret 2014
Sejarah Islam Kab Alor
Sultan Najamudin Penyiar Agama Islam di Alor
Perkampungan tradisional Bampalola terletak Kecamatan Alor Barat Laut di Kabupaten Alor. Jarak dari Kalabahi ke Bampalola kira-kira 15 km. Untuk sampai ke Perkampungan
Tradisional Bampalola tidak dapat di tempuh dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Kalaupun naik kendaraan bermotor hanya sampai desa Hulnani,
setelah itu kita harus berjalan kaki, karena tempat tersebut berada di atas bukit. Jalan, kami harus naik turun bukit. dimana kiri dan kanannya adalah jurang. Tapi pemandangannya sangat indah sekali, yaitu pulau-pulau yang ada di sekitar selat Pantar.
Yang menarik dari Perkampungan tradisional Bampalola adalah Rumah Adat Lakatuil. Dimana tempat tersebut adalah tanah kelahiran Sultan Najamudin. Yaitu seorang Penyiar
agama Islam di Alor.
Sultan Najamudin atau juga disebut Oil Lelang lahir di Labang (Bampalola), dibawah kaki bukit Gunung Raja sekitar tahun 1425 Masehi. Adapun orang tua dari Sultan Najamudin
ayahnya bernama Lelang Aumail dan ibunya bernama Lilo Lape. Pada Tahun 1440 Masehi ketika usianya masih 15 Tahun Oil Lelang di bawa ketanah Jawa oleh orang Jawa. Tepatnya
di Gresik selama 29 tahun, dari tahun 1440 sampai dengan 1469, dan menamatkan pendidikan Sariat Ajaran Agama Islam dan mendapatkan Gelar Sultan pada usia yang ke 44 tahun.
Pada Tahun 1470 Oil lelang menikah dengan seorang Putri Sultan yitu Staning. Setelah menikah mereka kembali ke Alor Besar dan tinggal disana selama 1 tahun, yaitu dari
tahun 1470 sampai dengan 1471. Selama berada di Alor Besar dia mendapatkan banyak tantangan dan rintangan dalam menyebarkan agama islam, hal ini menyebabkan mereka tidak
betah dan hanya tinggal 1 tahun saja.Lalu Ia bersama istrinya pindah ketempat asalnya di Hulnani atau Bang Apong pada tahun 1471. Mereka menetap disana selama 9 tahun,
yakni dari tahun 1471 sampai dengan 1480 Masehi.
Pada Tahun 1480 Masehi Oli Lelang (Sultan Najamudin) bersama istrinya kembali ke Jawa dan membawa 3 orang kawannya untuk memperdalam ilmu Agama Islam, sekaligus menjenguk
keluarga istrinya. adapun ketiga rekannya adalah :
1. Awo Lah dari Wawae
2. Duil Pen dari Lakwang (sekarang desa Oa"mate)
3. Singa Maha dari pantai (sekarang desa Alor Besar)
Selama 1 tahun mereka tinggal di Jawa Timur (gresik), dan saat istrinya meninggal dunia, pada 1481 dan dimakamkan di tanah kelahirannya, yaitu di Jawa Timur (Gresik).
Setelah mereka belajar selama 2 Tahun, pada sekitar tahun 1483 mereka kembali ke Alor Besar dan tinggal disana selama 1 tahun, yakni dari tahun 1483 sampai dengan 1484.
Selama di sana Oil Lelang dan rekan-rekannya membangun mesjid yang pertama di Alor Besar dengan satu tiang. Setelah itu Ia kembali ke tempat asalnya di Hulnani tepatnya
pada tahun 1485.
Setibanya di Hulani dan baru beberapa bulan berada disana, atas desakan keluarga Ia dijodohkan dan dinikahkan dengan salah seorang putri dari Oa"Mate yang bernama Hulteng
Bung Haring, Pada tahun 1485. Dari pernikahannya tersebut Ia dikaruniai dua orang putra yaitu Salam Oil dan Mo Oil, tapi Mo Oil meninggal pada masa kanak-kanak. Oil Lelang
tinggal bersama istrinya selama 42 tahun, yakni dari tahun 1485 sampai dengan 1527 Masehi. Pada tahun 1527 Oli Lelang (Sultan najamudin) meninggal dunia, dimakamkan di
desa HUlnani dalam usia 102 tahun. Dan menjelang 2 tahun istrinya meninggal dunia dan dimakamkan di dekat makam suaminya didalam Masjid Al-anshar Hulnani.
Sumber : Detik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar